Rabu, 05 November 2014

Apa Itu Cantik?


Apa Itu Cantik?
Cantik. Dari mana datangnya kecantikan itu? Aku heran dengan kata cantik. Kenapa cantik itu begitu relatif? Sedangkan ada yang bilang bahwa jelek itu mutlak. Kenapa jelek juga tidak relatif saja? Hhmm… Apasih dan bagaimana cantik itu?
Tak sedikit aku menemukan definisi cantik dari sekian banyak orang, namun yang rata-rata adalah mereka sulit ketika menjelaskan definisi cantik. Okay, mungkin cantik itu seperti cinta, tak dapat didefinisikan dengan jelas. Sama halnya dengan cantik, aku pun juga sampai saat ini, diusiaku yang makin hari makin menginjak umur 20 tahun, masih belum paham dengan jelas definisi dari cinta. Yang aku ketahui adalah cinta itu akan menyebabkan rasa senang, gembira, bahagia, dan selalu memikirkan apa yang dicintainya. Tapi jika begitu, apakah satu rasa yang aku rasakan ini bukan cinta? Karena satu diantara sekian banyak yang aku punya, begitu menyedihkan apa yang kurasa. Jika bukan, lantas kenapa sampai sekarang aku masih memikirkannya? Ah, lupakan soal cinta, aku ingin membahas cantik.
Kembali pada topik cantik.
Rata-rata teman-teman dilingkup tarbiyah ataupun yang beken disebut ikhwan, akan banyak yang bilang cantik itu adalah seorang muslimah yang sholehah, dekat dengan Quran yang berarti dekat dengan Tuhannya. Teman-teman yang lain di luar lingkup itu justru mempunyai definisi cantik yang lebih luas. Ada yang mendefinisikan kurang lebih sama dengan ikhwan, ada yang mendefinisikan cantik itu seksi, cantik itu tinggi, cantik itu langsing, cantik itu putih, dan seterusnya. Begitu banyak sekali definisinya. Bikin bingung.
Jika tadi adalah kacamata laki-laki, maka bagaimana kacamata perempuan? Cantik dalam definisi perempuan adalah kurang lebih sama dengan definisi laki-laki terhadap kata cantik itu sendiri. Artinya apa, cantik telah dikonstruksikan begitu dalam masyarakat. Kemudian ada masyarakat yang bilang atau istilahnya nyeletuk bahwa cantik itu bukan hanya fisik, tapi dari hati. Mereka berpendapat bahwa cara melihat kecantikan adalah bukan hanya dilihat dari fisik, namun dari kebaikan yang telah ia lakukan. Duh, ada lagi rumus menentukan kecantikan.
Dengan definisi-definisi beraneka ragam tersebut, saya jadi tambah bingung. Ibarat cantik adalah sebuah fungsi dengan berbagai variable di atas, bisakah fungsi tersebut diperlakukan layaknya fungsi demand ataupun fungsi supply seperti dalam ekonomi? apakah variable terkuat dari definisi tersebut? Jika ditanya begitu, mungkin setiap orang mempunyai variable terkuat masing-masing.
Berkaca dari variable yang memengaruhi demand dan supply, saya mengansumsikan bahwa definisi cantik itu, terutama definisi cantik untuk kita, adalah definisi yang berasal dan tercipta dari diri kita sendiri, cateris paribus. Fungsi demand dan supply mengatakan bahwa faktor ataupun variable yang memengaruhi demand dan supply adalah berasal dari harga barang itu sendiri, cateris paribus. Cateris paribus di sini diasumsikan bahwa variable lain dianggap tetap, artinya dianggap tidak berguna, diabaikan keberadaannya.
Jadi, bisa dituliskan bahwa fungsi cantik adalah sebagai berikut:
Cantik(x) = cantik (sholehah, seksi, tinggi, langsing, putih, baik, dll)
Saya membuat fungsi yang lebih sederhana, asumsi pribadi saya atas definisi cantik sebagai berikut:
Cantik (x) = cantik (sholehah, CATERIS PARIBUS)
Dan untuk fungsi cantik ini mempunyai slope positif, sama dengan slope pada fungsi supply. Jadi, cantik menurut saya merupakan supply, bukan demand. Cantik adalah menyediakan, bukan disediakan. Sholeha adalah menyediakan, bukan disediakan. Ia menyediakan tenaga, waktu, dan apapun yang ia miliiki untuk kebaikan. Ia menyediakan senyuman untuk dibagikan, untuk disedakahkan.
Itulah definisi saya tentang cantik. Definisi yang hari ini, 12 Maret 2014, saya kukuhkan bahwa itulah definisi terbaik dari arti cantik menurut saya. Saya harus cantik, maka saya harus sholehah. Inilah, ini yang akan membuat saya tidak menganggap variable lain penting dalam memengaruhi makna kata cantik. Karena sholeha itu cantik, maka saya harus sholeha.
Definisi cantik yang saya buat bukan karena pengaruh atau doktrin lingkungan tarbiyah, namun karena hasil pengamatan. Betapa sejuk ketika melihat wanita yang seperti itu, dekat dengan Quran, dengan dengan Tuhannya, ia sholeha. Wajahnya menawarkan keriangan untuk disebar, untuk dibagi kepada setiap umat. Tenaganya seakan tak pernah habis untuk umat, untuk kebaikan. Dia pontang-panting sana-sini melawan lelah dan apapun untuk umat. Kata-kata yang keluar dari bibirnya seperti alunan musik klasik yang sangat menenangkan. Siapa yang tak ingin seperti itu? itulah cantik sesungguhnya. Cantik adalah sholeha dan saya harus cantik. Cantik dihadapan Allah.
Lalu, bagaimana definisi tentang jelek? Jika jelek adalah negasi dari cantik, maka pengertiannya pun mudah, tinggal menegasi pengertian dari cantik. Begitu pula fungsinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar