Apa Itu Cantik?
Cantik. Dari mana datangnya kecantikan
itu? Aku heran dengan kata cantik. Kenapa cantik itu begitu relatif? Sedangkan
ada yang bilang bahwa jelek itu mutlak. Kenapa jelek juga tidak relatif saja?
Hhmm… Apasih dan bagaimana cantik itu?
Tak sedikit aku menemukan definisi
cantik dari sekian banyak orang, namun yang rata-rata adalah mereka sulit
ketika menjelaskan definisi cantik. Okay, mungkin cantik itu seperti cinta, tak
dapat didefinisikan dengan jelas. Sama halnya dengan cantik, aku pun juga
sampai saat ini, diusiaku yang makin hari makin menginjak umur 20 tahun, masih
belum paham dengan jelas definisi dari cinta. Yang aku ketahui adalah cinta itu
akan menyebabkan rasa senang, gembira, bahagia, dan selalu memikirkan apa yang
dicintainya. Tapi jika begitu, apakah satu rasa yang aku rasakan ini bukan
cinta? Karena satu diantara sekian banyak yang aku punya, begitu menyedihkan
apa yang kurasa. Jika bukan, lantas kenapa sampai sekarang aku masih
memikirkannya? Ah, lupakan soal cinta, aku ingin membahas cantik.
Kembali pada topik cantik.
Rata-rata teman-teman dilingkup tarbiyah
ataupun yang beken disebut ikhwan, akan banyak yang bilang cantik itu adalah seorang
muslimah yang sholehah, dekat dengan Quran yang berarti dekat dengan Tuhannya.
Teman-teman yang lain di luar lingkup itu justru mempunyai definisi cantik yang
lebih luas. Ada yang mendefinisikan kurang lebih sama dengan ikhwan, ada yang
mendefinisikan cantik itu seksi, cantik itu tinggi, cantik itu langsing, cantik
itu putih, dan seterusnya. Begitu banyak sekali definisinya. Bikin bingung.
Jika tadi adalah kacamata laki-laki,
maka bagaimana kacamata perempuan? Cantik dalam definisi perempuan adalah kurang
lebih sama dengan definisi laki-laki terhadap kata cantik itu sendiri. Artinya
apa, cantik telah dikonstruksikan begitu dalam masyarakat. Kemudian ada
masyarakat yang bilang atau istilahnya nyeletuk bahwa cantik itu bukan hanya
fisik, tapi dari hati. Mereka berpendapat bahwa cara melihat kecantikan adalah
bukan hanya dilihat dari fisik, namun dari kebaikan yang telah ia lakukan. Duh,
ada lagi rumus menentukan kecantikan.
Dengan definisi-definisi beraneka ragam
tersebut, saya jadi tambah bingung. Ibarat cantik adalah sebuah fungsi dengan
berbagai variable di atas, bisakah fungsi tersebut diperlakukan layaknya fungsi
demand ataupun fungsi supply seperti dalam ekonomi? apakah variable terkuat
dari definisi tersebut? Jika ditanya begitu, mungkin setiap orang mempunyai
variable terkuat masing-masing.
Berkaca dari variable yang memengaruhi
demand dan supply, saya mengansumsikan bahwa definisi cantik itu, terutama
definisi cantik untuk kita, adalah definisi yang berasal dan tercipta dari diri
kita sendiri, cateris paribus. Fungsi demand dan supply mengatakan bahwa faktor
ataupun variable yang memengaruhi demand dan supply adalah berasal dari harga
barang itu sendiri, cateris paribus. Cateris paribus di sini diasumsikan bahwa
variable lain dianggap tetap, artinya dianggap tidak berguna, diabaikan
keberadaannya.
Jadi, bisa dituliskan bahwa fungsi
cantik adalah sebagai berikut:
Cantik(x)
= cantik (sholehah, seksi, tinggi, langsing, putih, baik, dll)
Saya
membuat fungsi yang lebih sederhana, asumsi pribadi saya atas definisi cantik
sebagai berikut:
Cantik (x) = cantik (sholehah, CATERIS PARIBUS)
Dan untuk fungsi cantik ini mempunyai
slope positif, sama dengan slope pada fungsi supply. Jadi, cantik menurut saya
merupakan supply, bukan demand. Cantik adalah menyediakan, bukan disediakan.
Sholeha adalah menyediakan, bukan disediakan. Ia menyediakan tenaga, waktu, dan
apapun yang ia miliiki untuk kebaikan. Ia menyediakan senyuman untuk dibagikan,
untuk disedakahkan.
Itulah definisi saya tentang cantik.
Definisi yang hari ini, 12 Maret 2014, saya kukuhkan bahwa itulah definisi
terbaik dari arti cantik menurut saya. Saya harus cantik, maka saya harus
sholehah. Inilah, ini yang akan membuat saya tidak menganggap variable lain
penting dalam memengaruhi makna kata cantik. Karena sholeha itu cantik, maka
saya harus sholeha.
Definisi cantik yang saya buat bukan
karena pengaruh atau doktrin lingkungan tarbiyah, namun karena hasil
pengamatan. Betapa sejuk ketika melihat wanita yang seperti itu, dekat dengan
Quran, dengan dengan Tuhannya, ia sholeha. Wajahnya menawarkan keriangan untuk
disebar, untuk dibagi kepada setiap umat. Tenaganya seakan tak pernah habis
untuk umat, untuk kebaikan. Dia pontang-panting sana-sini melawan lelah dan
apapun untuk umat. Kata-kata yang keluar dari bibirnya seperti alunan musik
klasik yang sangat menenangkan. Siapa yang tak ingin seperti itu? itulah cantik
sesungguhnya. Cantik adalah sholeha dan saya harus cantik. Cantik dihadapan
Allah.
Lalu, bagaimana definisi tentang jelek? Jika jelek adalah negasi dari
cantik, maka pengertiannya pun mudah, tinggal menegasi pengertian dari cantik.
Begitu pula fungsinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar