Datanglah
Lebih Dini Besok
Ada seseorang yang memiliki banyak hutang. Secara praktis dia telah berutang
kepada setiap orang di desa tersebut. Setiap hari beberapa orang datang ke
rumahnya dan ingin menagih kembali pinjamanya, tapi dia selalu berkata,
"Tidak bisa hari ini! Mohon datang lagi lain kali." Suatu hari ketika
dia pulang ke rumah, banyak krediturnya yang sedang duduk di setiap pojok
tempat rumahnya - di teras, di tangga, di dalam rumahnya dan tempat-tempat
lainnya. Lalu dia menghampiri seseorang yang duduk di luar berjemur matahari,
jarak yang terjauh dari rumahnya dan berkata, dengan bisikan yang sangat pelan
di telinganya, "Mohon datang lagi besok, lebih dini yah, sekitar pukul
tujuh di pagi hari."
Orang itu sangat gembira -- oh! ho! -- dan lalu pulang kembali ke rumahnya.
Setelah itu, semua kreditur lainnya tidak memperoleh apapun darinya dan mereka
juga pulang ke rumah.
Hari berikutnya, orang itu datang amat dini, sekitar pukul tujuh di pagi
hari. Dia duduk saja di sana dan menunggu, sekarang dia duduknya di ruang tamu,
dengan orang yang memiliki hutang dan sekarang sedang menyajikan air dan
makanan lainnya. Dia duduk cukup lama juga, dan tiada apapun yang terjadi.
Sehingga dia mulai berkata pada debiturnya, "Tidakkah kamu meminta aku
datang lebih dini kemarin? Aku pikir kamu ingin membayar kembali hutang kamu
atau seperti itu, tapi tidak ingin orang lain mengetahuinya. Bukankah demikian?
Tapi sekaran kenapa kamu belum membicarakan itu juga?"
Sehingga orang yang berutang ini berkata, "Oh, kemarin aku melihat kamu
sedang duduk di atas terik matahari dan juga sangat jauh dari rumah, sehingga
aku memberitahukanmu untuk datang lebih dini agar kamu memperoleh tempat duduk
yang lebih baik. Hanya itu saja. Dengan demikian, kalau kamu ingin menunggu
sepanjang hari, kamu dapat juga duduk di tempat yang teduh, iya kan?"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar